Posted By Roni Djamaloeddin on March 29, 2020

Yang beragama Kristen, mendambakan surga.
Yang beragama Hindu, mendambakan surga.
Yang beragama Budha, mendambakan surga.
Yang beragama Islam, mendambakan surga.
Yang tidak beragama pun, juga mendambakan surga.
Terus, apa Tuhannya masing-masing agama itu beda??
Lantas, surga itu milik siapa, jatahnya siapa??

Pemahaman pengalaman saya, surga itu kagungane Gusti. Surga milik Tuhan, penciptanya.
Siapa yang patuh taat kehendak Tuhan, patuh sujud pada Wakil/Khalifah-Nya yang mengada di bumi, maka dialah yang dimungkinkan menjadi pewaris Surga.

Sunan KJ menyebut “mak jenthit lololobah” = innal jannata laqiya Robbak.
Sesungguhnya surga itu suasana bertemunya hamba dg Tuhannya.

Ketika Khalifah Tuhan Nabi Siddharta Gautama, maka yg patuh tunduk sujud pada Beliau, dimungkinkan masuk surgaNya.

Demikian pula ketika masa Khalifah Nabi Isa, maka yg patuh tunduk pada Nabi Isa lah yg berpeluang masuk surgaNya.
Demikian seterusnya, semenjak Nabi Adam hingga kiyamat.

Karena surga milik Tuhan, maka sangat tidak pantas sebagai hamba mengkapling wilayah Kuasa-Nya.
Apalagi merasa benar merasa suci merasa berhak surga, itu sungguh terlalu.

Merasa benar saja, kedudukannya disisi Tuhan lebih rendah lebih hina dari pada yang salah mau ngrumangsani (merasai) salah.
Apalagi merasa memiliki surga, merasa kenul-kenul masuk surga, sungguh terlaaaluuu.

220119____share subhi dalam nderek nyengkuyung mbela dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).

Categories: GaDo-2
Tags: