JANGAN MENYALAHKAN !!

Posted By on April 1, 2020

Nabi Rasul saja tidak berani menyalahkan, mengapa para pengaku umat Beliau dengan mudahnya saling menyalahkan sesamanya?
Tidak jarang pula yang mblejeti (mencari-cari) kekurangan kelemahan bahkan mengolok mengejek memfitnah sesamanya yang beda pemikiran pemahaman. Sungguh terlalu!!

Dalam sebuah hadits Nabi Saw bersabda :
“orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, orang Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku (kaum muslimin) akan bergolong-golong menjadi 73 golongan. Yang selamat dari padanya satu golongan dan yang lain celaka…”.

Sebagaimana tertulis dalam judul, konsentrasi pembicaraannya adalah “jangan menyalahkan”. Bukan membicarakan perpecahannya atau perbenarannya. Sebab sampai kiyamat kubro pun, tidak akan pernah usai.

Alasannya, nafas dan darah daging seolah terdefault dalam watak merasa benar. Tidak ada kemauan belajar merasai (ngrumangsani) salah. Tidak mau menyadari eksistensi diri yg sejatinya khotho’ wa nisyan.

Dalam hadits tersebut, dg jelas tersirat 2 hal.

  1. Nabi Saw sangat pirso bila ummat Beliau akan terpecah menjadi sekian golongan.
    Beliau pirso dengan pasti mana-mana yang salah dan mana-mana yg benar, walau itu ratusan bahkan ribuan tahun yang akan datang.
  2. Dengan sangat bijaksananya, Beliau tidak menuduh salah (tidak memvonis salah) mereka yang salah. Namun hanya mengatakan celaka. Di hadits lain bersabda : hanya satu yang benar–tidak mengatakan yg lain salah.

Sama sekali tidak bisa dibandingkan (disejajarkan) dengan pengaku umat nabi rasul umumnya. Mayoritas terjebak dalam klaim benar, dan saling vonis salah sesat yg diluar keyakinannya. Sungguh sangat2 memprihatinkan.

Dimanakah nilai rasionalnya sehingga Nabi Saw tdk berani menyalahkan?

  1. Nabi adalah hamba pilihan-Nya yg sangat2 menyadari vonis Tuhan atas diri Beliau yang dzaluman jahula. Sangat meyakini khotho’ wa nisyannya diri. Hingga Beliau memvonis diri “letheking jagad” (manusia yg paling jelek hina nistha di seluruh bumi). Karenanya tidak berani semena-mena terhadap orang lain.
  2. Yang berhak mengatakan salah–apalagi memvonis sesat–hanyalah Tuhan yang Maha Tahu Yang Maha sempurna. Sehingga, ketika berani menuduh salah bin sesat pada sesama, sekalipun tahu kelakuan perbuatannya benar2 salah secara rasional, sama halnya telah berani mengambil alih hak Tuhan. Berani berlaku bagaikan Tuhan. Ngembari Tuhan namanya.
  3. Seburuk-buruk manusia, sesalah sesat manusia, sekalipun salah dosanya sundul langit saking banyaknya, masih ada peluang utk menjadi benar. Masih ada terbuka pintu taubat. Dan pintu itu hanya Tuhan yg tahu dan yang menjaganya. Hamba itu tidak tahu apa-apa. Karenanya sangat takut sok tahu sok berani mengatakan salah sesat pada sesamanya.
  4. Ayat ketentuan seseorang menjadi ahli surga atau ahli neraka sudah jelas. Dan yang tahu hanya Tuhan sendiri.

_____130319–tafakkur dhuha dalam belajar nderek nyengkuyung mbela dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.