MANUNGGALING KAWULO GUSTI

Posted By on March 2, 2020

Istilah manunggaling kawulo Gusti (menyatunya hamba dengan Tuhan), adalah hamba yang mampu menyatukan fitrah manusianya dengan Dzat Yang Maha Fitrah. Menyatakan ma’rifat. Menyatakan muutu qabla antamutu. Menjelajah merasakan mati sebelum mati yang sesungguhnya terjadi. Telah membuktikan ilaihi roji’una.

Sedang fakta nyata sekarang, disadari atau tidak, adalah manunggaling kawulo dunyo (menyatunya hamba dengan dunia). Jiwa raganya, lahir batinnya, kelet menyatu dengan dunia. Fitrah manusianya kegubel dunyo.

Seolah tanpa usaha berpikir mendalam, tanpa usaha keras untuk menyadari menyelami bahwa hidup di dunia merupakan ujian. Ujian sebagai implikasi logis telah berani menerima amanah-NYA. Padahal langit bumi gunung tidak sanggup menerimanya. Ujian untuk bisa menyatu lagi dengan Dzat Yang Maha Fitrah seperti ketika masih di alam arwah.

Manunggaling kawulo Gusti itu sebuah istilah bahwa manusia itu asalnya manunggal (menyatu) dengan Tuhan. Maka idealnya, dalam menjalani ujian kehidupan ini mesti memproses diri menyatu lagi dengan-Nya. Bukannya menunggu hingga kematian menjemput.

Untuk bisa memprosesnya, awalnya harus kenal dulu fitrah manusianya. Maka otomatis kenal dengan Dzat Yang Maha Fitrah. Dan itu ada ilmunya, namanya ilmu dzikir. Bila sudah kenal, maka hidup dan kehidupannya diniatkan untuk mulih, mendekat hingga menyatu lagi dengan-Nya.

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ruum 30 : fitrah Allah-lah yang menciptakan fitrah manusia dari Fitrah-Nya sendiri, dapat dirasakan secara pasti. Bukan duga-duga prasangka, juga bukan sekedar teori tanpa fakta nyata.
Sehingga, man ‘arofa nafsahu faqad ‘arofa Robbahu, barang siapa mengetahui jati dirinya sendiri (fitrahnya sendiri), tentu mengetahui Jati Diri Tuhannya (Fitrah Tuhan).

Istilah lain manunggaling kawulo Gusti adalah Islam. Maknanya selamat. Telah selamat dalam memproses diri ilaihi roji’una. Selamat bisa kembali ke akherat.
Untuk bisa selamat mulih (pulang menyatu) kepada Dzat Yg Maha Fitrah, maka seluruh anasir jiwa raganya (unsur penciptaan manusianya) diselamatkan (diislamkan) secara kaffah.

Jasadnya diislamkan, hati nuraninya diislamkan, rohnya diislamkan, dan rasanya diislamkan. Dengan bekal utama : ilmu dzikir. Yaa ilmu Nubuwwah. Ilmu Tauhid. Wali Songo menyebutnya ilmu Sangkan Paraning Dumadi.

_____03032020–belajar sakdermo share dalam nderek nyengkuyung mbelo dan nyandar Guru (Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.