PERSAINGAN LUAR BIASA

Posted By on October 24, 2017

Dari 400 juta kontestan yang memperebutkan 1 bidadari, ternyata hanya 1 yg selamat bisa menyuntingnya. Dia itu adalah “kita” sekarang ini. Yaa…kita, yang dulunya sangat hebat luar biasa. Mampu menyisihkan rival sejumlah 399.999.999 saudara seperjuangan, yang akhirnya mereka tewas sia-sia. Persaingan yang sangat luar biasa dalam sebuah perjalanan menuju alam kandungan.

Adakah mungkin ini gambaran kita-kita yang nantinya bisa pulang dengan selamat “abadan abada” kembali di sisi-NYA ??

Kadang terbersit penyesalan, mengapa dulu–ketika di alam arwah–saya begitu kemlinti bin kemleletnya hingga berani-beraninya sanggup menerima amanah-Nya. Padahal amanah tersebut awalnya tidak ditawarkan kepada manusia, tapi ditawarkan langit bumi gunung (makhluk-Nya yang besar perkasa). Dan nyatanya mereka semua menolak mboten sanggup (tidak kuwagang) menerima.

Sementara kita manusia yang cilik methakil kemlelet kemlinthi ini ujug-ujug menyatakan diri di hadapan Tuhan : kulo sanggup Gusti menerima amanah Panjenengan.

Yaah…inilah salah mahabesar kita dulu. Kemlelet. Namun segalanya susah terjadi. Kadung salah kedaden, salah kawitan, apa boleh buat. Harus kita hadapi dengan gentle dan kesatriya.

Kita pun ternyata juga sudah teruji sangat gentle menggarap permainan itu dengan menyisihkan saudara tunggal wadah sebagai pesaing utama yg jumlahnya sangat woouuw ..luar biasa banyak.

Andai saat ini pun dihadapkan pada pesaing yang luar biasa seperti itu, entah apa jadinya. Hilang nyali barang kali. Atau mati lemes hilang gairah di tengah jalan.

Tapi yang perlu kita kethut dengan geraham sangat kuat, walau perjalanan dan persaingan ini bagaikan kecebong nggayuh rembulan, hil yg mustahal bisa digapai, jurus pamungkasnya adalah “ambles ing Pengeran”. Ngajekkan Dzikir hingga nyemplung pada Yang Maha Wujud dan Yang Maha Ada. Dzikirnya hingga mendarah-daging ajeg bagaikan nafas yang tak pernah lengah walau sedetik.

Bilamana demikian, niscaya Rembulannya yang akan mengulurkan tarikan rahmat ampunan dan fafhal-Nya, sehingga sang kecebong pun lulus (tumeko) ing ngarsane Gusti. Semoga….

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.