MENGAPA MESTI DIUJI?

Posted By on March 21, 2022

Logika waras tentu bisa menangkap bahwa Maha Kuasa Tuhan tak hingga banyaknya luasnya jerunya tingginya melangitnya… dst-dsb. Termasuk mampu menangkap bahwa Tuhan pun sangat³ tahu kadar keimanan kekusyukan hamba.

Namun, mengapa mesti diuji?

Analisa rasionalnya, diuji karena telah bersikap kemlinti dan sombong menerima amanah Tuhan. Yaitu ketika masih di alam dzar, alam arwah, atau alam fitrah. Dikatakan kemlinti dan sombong, karena tidak ditawari tapi malah berani (menantang) menerima amanah. Padahal tidak ditawarkan kepada manusia, melainkan kepada langit bumi gunung.

Sebagai akibat kemlinti pongah bodohnya, turunlah vonis : innahu kaana zaluman jahula (QS Al-Ahzab: 72).

Kemudian untuk menguji kesetiaan sanggup menerima amanah tersebut, dibuatlah alat/sarana untuk mengujinya. Yaitu berupa kehidupan dunia dan semua isen² donya.

Tidak peduli siapa manusianya, semua mendapat ujian yang sama. Para Nabi Rasul, justru mendapat ujian sangat³ berat dibanding manusia biasa.

Sekelas Nabi Rasul yang berderajad maksum pun, tetap diberikan ujian selama hidupnya. Apalagi kita kawulo biasa?

Sehingga simpulnya, semua lini kehidupan manusia adalah ujian. Menjadi ulama kondang sak jagad, adalah ujian. Menjadi raja/presiden dunia, adalah ujian. Menjadi apapun siapapun bagaimanapun, adalah ujian. Apa yang kita jalani saat ini pun, adalah ujian, sampai nafas berhenti.

Terus menggarap ujiannya seperti apa bagaimana?
Satu-satunya solusi adalah patuh tunduk pada petunjuk Tuhan, yang digelar oleh Nabi Rasul. Tanpa tut wuri dan itbak Nabi, maka besar kemungkinan menggarapnya dengan cara duga-duga, kira-kira, prasangka, coba-coba, bahkan mungkin ngawur.

Itbak Nabi yang meliputi : perkataan, perbuatan, ilmunya, amalnya, lahirnya, batinnya, dibarengi dengan hati nurani yang nginjen-nginjen Dzat Yang Suwiji.

Karenanya, Nabi Saw mewasiat : fa’alaikum bisunnati….dst. [https://ronijamal.com/bisunnatii/]

_____170322–belajar share dan sparing akal nalar dalam nderek Guru (Kyai Tanjung).

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.