JANGAN PERNAH LELAH
Posted By Roni Djamaloeddin on February 8, 2022
Ketika menyampaikan, atau mengajak, atau mengajar murid, biasanya mesti diwarnai lelah bosen waleh. Yaitu ketika yang diajak atau diajar tidak menghiraukan ajakan ajaran kita. Atau malah mengejek menentang yang mengajak. Sehingga sakit hati tersinggung marah frustasi seolah mesti terjadi.
Mengapa mesti sakit hati?
Karena telah menjadi paten (default) dalam dada manusia yang dominan adalah nafsu buruknya. Atau yang berkuasa dalam dadanya adalah hati sanubarinya. Akibatnya, ada istilah sakit hati ketika ajakan ajaran baiknya diabaikan atau diremehkan.
Sedang nafsu baiknya, yang merupakan pasukan hati nurani, lebih cenderung pasif. Mungkin jadi nyaris mati. Sehingga yang namanya sabar lapang dada nglenggono andap asor sejuk menyejukkan, seakan mati suri. [https://ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/]
Karenanya, penting sekali membekali diri dengan ilmu perihal hati. Istilah lainnya adalah ilmu dzikir. Ilmu yang diturunkan dan dijaga sendiri oleh Tuhan. Inna nahnu nazzalna adz-dzikra wa inna lahu lahafidhun (al Hijr 9). Sesungguh Kami-lah yang menurunkan ilmu dzikir, dan Kami pula yang menjaganya. [https://ronijamal.com/7-buah-jalan/]
Dengan bekal ilmu tersebut, maka mampu mengenal pasti keberadaan hati sanubari dan hati nurani. Juga mengenal pasti puluhan macam pasukan tempurnya masing-masing.
Sehingga implementasinya, ketika ada seruan jangan pernah lelah berbuat kebaikan, hati nurani mampu menangkap dengan tepat. Kemudian berusaha keras sekuat tenaga menjalaninya. Niat tekad jihadul akbarnya menggelora.
Namun bila hati nurani belum berfungsi, atau belum bisa menangkap, maka pasti akan ditangkap hati sanubari. Kalimat ajakan ajaran mulia mengalami degradasi makna menjadi :
Waleh bosen saya berbuat baik pada mereka.
Mereka tidak tahu arti terima kasih, sia-sia mengajaknya.
Mereka tidak menghiraukan seruan baik orang lain, otaknya bebal hatinya mati. ..dst-dsb.
Sedang faktanya, blithukan (tipuan) hati sanubari sangat² beraneka macam jumlahnya. Patah tumbuh hilang berganti. Satu teratasi, seribu muncul mereaksi.
Karenanya, gondelan kenceng (pegangan erat) ilmu dzikir (yaa pakunya jagad, yaa ilmu sangkan paraning dumadi) adalah niscaya. Unsur mutlak dalam menjalani seruan “jangan pernah lelah”.
Sebab, bilamana tidak demikian, pasukan elit hati sanubari senantiasa istikomah tumakninah. Bahkan sangat cerdas brilian dalam menjegal melumpuhkan pasukan nurani.
Akhirnya, matur nuwun “Dewi”, telah diingatkan untuk JANGAN PERNAH LELAH.
_____050222–belajar olah nalar olah roh olah rasa dalam nderek-bela Guru (Romo Kyai Tanjung).
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.