CARA MEMBUNUH NAFSU?
Posted By Roni Djamaloeddin on May 1, 2025
Bicara tentang nafsu, maka respon sederhana dalam benak langsung mengarah pada nafsu keburukan, nafsu permakanan, dan nafsu syahwat. Seolah tak pernah menyentuh perihal nafsu kebaikan dan kemulyaan. Apalagi “nafsul muthmainnah”.
Sementara bila kita googling perihal nafsu, maka bisa didapat varian definisi nafsu yang banyak sekali. Semisal, nafsu adalah keinginan, kecenderungan, atau dorongan hati yang kuat, baik itu tindakan fisik maupun rohani. Wikipedia menyebut nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia; berkaitan secara langsung dengan pemikiran atau fantasi seseorang.
Dalam konteks agama, nafsu sering dikaitkan dengan dorongan untuk berbuat kurang baik, atau hawa nafsu.
Jumlahnya pun, beragam. Ada yang menyatakan jumlahnya tiga, empat, tujuh, sembilan, dan lain sebagainya.
Belum lagi pengalaman masing-masing dalam berguru spiritual, definisi variannya tentu makin banyak lagi.
Sedangkan hakekat nafsu itu apa bagaimana, sehingga mesti dibunuh?
Jawaban googling kurang pasti dan kurang meyakinkan.
Juga perintah faqtuluu anfusakum, ?aalikum khairullakum ‘inda baari`ikum. Dan bunuhlah dirimu, hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu (al Baqarah 54), belum merujuk pada teknis operasionalnya.
Karenanya, yang bisa kami andalkan hanya pengalaman berguru pada al Muthohharun. Atau bisa kami sebut pengalaman fas-alu ahladzdzikri (bertanya/berguru pada ahli dzikir).
Disana dijelaskan bahwa nafsu adalah kendaraan fitrah manusia untuk pulang menyatu lagi dengan Tuhan.
Nafsu yang wujudnya adalah wujud jasad/raga manusia, didalamnya terstruktur tujuh macam nafsu. (ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/)
Dari ketujuh macam nafsu, secara garis besar dibedakan menjadi dua. Nafsu keburukan/kejahatan dan nafsu kebaikan kemuliaan kesempurnaan. Nafsu buruk/jahat ditundukkan dikendalikan agar tidak menguasai jiwa raga. Kemudian patuh tunduk dijadikan kendaraan fitrah manusia. Nafsu baik mulia sempurna pun juga ditundukkan dikendalikan, ditunggangi mancat mulih ke akherat. (ronijamal.com/mengatasi-nafsu-kebenaran/)
Alat/ilmu untuk menundukkan mengendalikan tujuh nafsu adalah ilmu Sab’a Thoroiqo (al Mukminun 17). Atau disebut ilmu dzikir tujuh. Tanpa alat/ilmu tersebut, mustahil manusia bisa menundukkan mengendalikan nafsunya. (ronijamal.com/7-buah-jalan/)
Kemudian yang disebut membunuh nafsu, atau dalam ayatnya faqtuluu anfusakum (dan bunuhlah dirimu) adalah memerangi melemahkan kridanya tujuh macam nafsu tersebut, sehingga sifat watak nafsu berubah seperti sifat watak mayat dihadapan yang memandikan mensucikan. Benar-benar “mati” dihadapan guru al Wasilata yang membimbing dan mensucikan.
Apakah ada kemungkinan bisa tercapai?
Sangat mungkin bisa, tergantung pada manusianya. Berbanding lurus niat tekad usaha mencari guru pecah nalar dan jihadul akbarnya. Sebab Tuhan telah memfasilitasi secara sempurna. Menurunkan (selalu mengupdate) sosok pilot project untuk ditiru dan diteladani. Menurunkan ayat pasti : Inna nahnu nazzalna adz-dzikra wa inna lahu lahafidhun, sesungguhnya Kami yang menurunkan Ilmu Dzikir, dan Kami pula yang menjaganya (al Hijr 9).
___240415–belajar istikomah tumakninah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.