ILMU vs PERILAKU

Posted By on April 16, 2025

Sebelum membahas hubungan ilmu dan perilaku, kita bahas dulu hubungan ilmu dan pengetahuan/wawasan. Sebab ilmu dan pengetahuan/wawasan itu punya kedudukan dan tugas fungsi masing-masing. Namun biasanya dilebur jadi satu dengan istilah ilmu pangetahuan.

Pada tulisan sebelumnya telah diuraikan bila pengetahuan/wawasan itu tempatnya di otak. Sedang ilmu tempatnya di hati. Contoh sederhana hubungan keduanya adalah antara wawasan kebersihan dan ilmu kebersihan.

Dikatakan punya wawasan kebersihan, yaitu bila hapal paham sekali kalimat annadho fatu minal iman. Tahu bila akibat buang sampah sembarangan bisa banjir, menjadi kotor kumuh, dlsb. Tapi faktanya masih buang sampah sembarangan. Ada sampah di depan mata, dibiarkan saja.

Namun bila punya ilmu kebersihan, tahu ada sampah langsung dibersihkan. Tidak berani buang sampah sembarangan, bahkan sangat takut. Sadar betul bila perilaku kebersihan adalah ibadah sekaligus kebutuhan seperti halnya nafas. Pemahaman annadho fatu minal iman merasuk di hati. Tidak terhenti di otak, yang hanya sebatas wawasan. (ronijamal.com/wawasan-vs-ilmu-perihal-kebersihan/)

Contoh lain perihal wawasan yang banyak namun tidak masuk di hati, tidak menjadi ilmu, tidak berdampak pada perilaku, sangat banyak sekali. Perihal korupsi yang dilakukan orang religius, status tokoh ulama kyai cabul, dlsb. (ronijamal.com/mengapa-religius-gemar-korupsi/

Oleh karenanya, buku bacaan yang banyak, sekolah sangat tinggi, koleksi ebook ejurnal maupun laman-laman keilmuan sangat banyak, tidak menjamin menjadi ilmu yang tinggi pula. Juga tidak menjamin bisa mengubah perilaku menjadi baik.

Sebagai langkah alternatif agar wawasan keilmuan yang banyak maupun kecerdasan otak yang tinggi mampu merasuk dihati, kemudian mencahaya dalam bentuk watak dan perilaku, beberapa solusi diantaranya :

Pertama, mampu mencari dan menentukan ilmu paling utama yang wajib diselami dalam kehidupan ini. (ronijamal.com/ilmu-paling-utama/)

Kedua, berjuang keras agar ilmu pengetahuan dan wawasan apapun yang ditekuni dibelajari, menjadi ilmu yang bermanfaat. (ronijamal.com/ilmu-yang-bermanfaat/)

Ketiga, menerapkan limit fungsi “hanya keledai yang terperosok di lubang yang sama dua kali” menuju mendekati nol. Sebab faktanya, sadar atau tidak, semua sifat-sifat binatang yang ada di bumi, ada dalam diri manusia. Yang diistilahkan dengan nafsu bangsa hewan.

____120425–belajar istikomah tumakninah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.