YANG MANA DISEBUT MANUSIA?
Posted By Roni Djamaloeddin on February 8, 2024
Pemahaman waktu kecil dulu, yang disebut manusia adalah roh. Dan roh pula yang akan pulang ke akherat saat mati menjemput.
Namun ketika menjalani fas-alu ahladzdzikri, berguru pada ahli dzikir, yang tidak lain adalah manifestasi inni ja’ilun fil ardhi Khalifah (wakil/khalifah/rasul Tuhan yang mengada di muka bumi), yang disebut manusia adalah rasanya. Atau Sirr-nya. Rasa inilah fitrah manusia. Merupakan percikan Dzat Yang Maha Fitrah.
Fithratallahi allati fatarannasa ‘alaiha (QS.30:31). Fitrah Allah-lah yang menciptakan fitrah manusia dari Fitrah Allah sendiri. Andai boleh dimisalkan dalam bentuk yang sangat sederhana, setetes air laut yang didamparkan di daratan, dibungkus kulit daging, dilengkapi otak, kemudian disempurnakan dengan tujuh macam nafsu. (https://ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/)
Rasa ini pula yang ketika masih di alam arwah dulu (alam dzar, alam fitrah) kemlelet kemlinthi dan dengan sombongnya berani memikul amanah dari Tuhan. Padahal langit bumi gunung yang demikian besar tidak sanggup memikulnya.
Kemudian dalam prosesnya menjadi manusia berjasad, rasa dibungkus oleh roh. Roh dibungkus oleh hati nurani. Hati nurani dibungkus dengan jasad/raga. Keempat anasir (unsur penyusun jiwa raga) inilah dalam ajaran Jawa kuno disebut “sedulur papat” (empat saudara). Dalam QS.2:208, sedulur papat ini diperintah untuk diselamatkan (diislamkan). (https://ronijamal.com/sedulur-papat-limo-pancer/)
Lalu, bagaimana dengan rasa-rasa perasaan yang selama ini ada? Merasakan asin, manis, jibek, susah, bungah, takut, bahagia, cemas, sakit, gundah, mengharap surga, takut neraka, ..dst-dsb)?
Itulah yang dikatakan fitrah manusianya dijajah dikuasai diperbudak oleh nafsunya sendiri. Rasa ini mestinya, tugasnya menyatakan makrifat disisi Tuhan. Menyatakan ila Rabbiha nadziroh. Kelet menyatu merasakan indah nikmatnya Dzat Yang Maha Fitrah. Yaa….alam akhirat, alam kasampurnan. Sebagaimana perintah udkhulu fissilmi kaaffatan. (https://ronijamal.com/islam-kaaffah/)
Terus bagaimana?
Terserah manusia. Mutlak pilihan manusianya. Tuhan memberi kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tuhan telah bekali semua manusia dengan otak akal nalarnya. Mau diberdayakan atau tidak, juga pilihan keputusan manusianya. Mau difungsikan menjadi al Mizan atau tidak, adalah keputusan manusianya.
___02022024–belajar istikomah tumakninah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.

Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.