SADAR ITU APA?

Posted By on July 15, 2024

Sadar itu apa, bila dicari pada mesin pencari, ditemukan definisi yang banyak sekali. Namun hampir semuanya mempunyai konotasi yang mirip sama. Perihal kesadaran diri, kesadaran hati, kesadaran jiwa, dlsb.

Dalam konteks sederhana, sadar adalah terjaga. Terjaga pikirannya, terjaga jiwanya. Alias tidak tertidur, tidak dalam gangguan ingatan, dan tidak dalam tekanan maupun pengaruh luar. Sesederhana itukah?

Tulisan pemahaman pengalaman ini mencoba mewarnai definisi yang sudah ada. Khususnya dari sudut pandang anasir struktural jiwa raga manusia (jasad, hati nurani, roh, dan rasa).

Pertama, sadar pada wilayah jasad. Sadar wilayah ini diwakili oleh akal pikiran penalaran.
Misalnya, ketika siswa/murid sekolah diminta menghitung setengah ditambah sepertiga, maka besar kemungkinan jawaban mereka adalah duaperlima atau limaperenam.

Yang menjawab duaperlima adalah belum sadar akal pikirnya. Belum paham teori keilmuan yang mendasari operasinya. Sedang yang menjawab limaperenam adalah sudah sadar. Paham teori penjumlahan pada pecahan.

Jadi, sadarnya akal pikiran disini disebut paham. Tahu secara pasti aplikasi teori yang mendasari ilmunya. Bukan lagi duga sangka kira atau bahkan sak maunya sendiri.

Kedua, sadar wilayah hati.
Hati yang dimaksud disini adalah hati nurani. Hati tempat mengalirnya Nur Cahaya Ilahi. Bukan hati sanubari yang semua orang memilikinya, yang bahkan default dalam dada. (https://ronijamal.com/dua-hati/)

Misalnya, ketika seseorang (X) mengambil hak atau barang orang lain. Maka X ini bisa dikatakan belum sadar hatinya. Mau (suka) mengambil/menjarah yang bukan haknya.

Namun ketika hatinya telah terbuka, hatinya merasakan sendiri betapa sakitnya ketika hak atau barangnya diambil orang lain, kemudian memahami bila mengambil hak atau barang orang lain adalah salah besar, maka bisa dikatakan X telah sadar. Sadar hatinya. Sadar tidak akan mengambil hak orang lain.

Sadar wilayah hati tidak hanya satu masalah ini saja. Sangat banyak masalah-masalah hati lain. Yaitu kaitannya dengan tentara nafsu kebaikan yang ada dalam hati nurani. (https://ronijamal.com/mengatasi-nafsu-kebenaran/)

Misal lainnya, ketika Y memiliki pribadi mulia zuhud ikhlas (terbukanya pasukan nafsu radiyah). (https://ronijamal.com/tujuh-macam-nafsu/)
Y merasa bangga punya kepribadian yang “nyaris” sempurna. Namun walau Y tidak cerita kepada sesama, tidak mengharap pujian sanjungan, tetapi merasa bahagia damai ayem dengan kepribadiannya.
Maka Y tergolong belum sadar.

Belum menyadari bila kesempurnaan adalah milik Dzat Yang Maha Sempurna. Kawulo (hamba) sejatinya bagaikan buih di tengah samudra. Bergerak, terombang-ambing kesana kemari, karena daya kekuatan ombaknya. Bukan kekuatan buih itu sendiri. Makna jeru (mendalam) kalimat laahaula walaaquwwata.

Kisah ombak tersebut adalah gambaran sederhana kesadaran roh. Roh yang adalah pinjaman Daya Kuat Tuhan yang ditiupkan pada manusia saat berumur 120 hari dalam kandungan. Kesadaran roh ini bisa dibelajari bila kesadaran hatinya telah paripurna. Alias hatinya telah mampu diislamkan.
(https://ronijamal.com/hati-yang-islam/)

Lhaa….bagaimana menuju mencapai kesadaran roh?

Tanyalah Aku sebelum kau kehilangan Aku (fatwa Imam Ali). Teknisnya, berguru langsung pada Beliau-beliau, yang terstruktur dalam rantai silsilah (sanad) ‘alaikum bisunnatii. (https://ronijamal.com/bisunnatii/)

Sebab, tanpa berguru langsung pada Nabi Saw (dan atau para pelanjut tugas fungsi kerasulan yang hak sah wenang), mustahil kesadaran roh menjadi terbuka.

___080724–belajar share pemahaman pengalaman dalam nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)

About the author

Seorang Dosen Di STT POMOSDA, Guru Matematika SMA POMOSDA (1995 – sekarang), dan Guru "Thinking Skill" SMP POMOSDA yang mempunyai hobi Belajar-Mengajar Berpikir, Mencerahkan Pemikiran

Comments

Leave a Reply

Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.