BISAKAH MELEPAS KEAKUAN?
Posted By Roni Djamaloeddin on July 27, 2024
Melepas keakuan? Sangat mungkin bisa.
Kuncinya :
Pertama, ittiba’ Rasulullah dalam empat dimensi sekaligus. Ittiba’ jasadiahnya, ittiba’ hatinya, ittiba’ rohnya, dan ittiba’ rasanya (unsur dasar manusia). Termaktub dalam perintah : udkhulu fissilmi kaaffatan.
(https://ronijamal.com/islam-kaaffah/)
Kedua, ittiba’ dalam hal bergurunya. Sebelum diangkat jadi Rasul, Nabi Saw ketika muda berguru pada gurunya (Nabi/Rasul sebelumnya). Sedang ilmu yang digurui adalah ilmu Sab’a Tharaiqa (al Mukminun 17). (https://ronijamal.com/7-buah-jalan/)
Tanda bukti berguru adalah yubayi’unaka (al Fath 10). Melakukan baiat pada Rasul (dan atau para pelanjut tugas fungsi kerasulan). Istilah baiat yang pada zaman nabi sebelunnya (Nabi Isa) adalah babtis. (https://ronijamal.com/rasionalisme-baiat/)
Berguru yang zaman sekarang atau zaman yang akan datang (sampai kiyamat nanti) adalah sebagaimana tersurat dan tersirat dalam hadits : ‘alaikum bisunnatii. (https://ronijamal.com/bisunnatii/)
Ketiga, keakuan pengakuan adalah wilayah roh. Maka melepas keakuan sama maknanya dengan mengislamkan roh. Sama maknanya dengan mengembalikan pinjaman roh pada Yang Punya. Ia bisa dipahami dan diproses bila hatinya terlebih dulu telah diislamkan. (https://ronijamal.com/hati-yang-islam/)
Keempat, karenanya melepas keakuan pengakuan butuh pemahaman apa itu roh. Mengapa dipinjami roh. (https://ronijamal.com/mengapa-kita-dipinjami-roh/)
Kelima, melakukan banyak latihan dan sparingan. Menyadari bila trampil sesuatu hal itu mesti banyak berlatih. Sebagaimana hukum sederhana trampil : semakin banyak berlatih, semakin baik hasilnya. (https://ronijamal.com/olah-nalar-vs-olah-roh/)
Keenam, dengan sabar dan tawakkal belajar menggapai martabat rasa. Ayat ke-9 dalam Risalah Qaidah Sembilan). (http://ronijamal.com/risalah-qaidah-sembilan/)
Ketujuh, selanjutnya terserah Anda. Mau bebas merdeka lepas dari jeratan keakuan pengakuan, monggoo. Atau tetap terbelenggu terjajah di dalam keakuan pengakuan, juga monggoo.
Sebagaimana tersurat dalam al Kahfi 29 :
“Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”.
___220724–belajar istikomah nderek Guru (Romo Kyai Tanjung)
.
Comments
Leave a Reply
Ket: Komentar anda akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum tampil di blog ini.