Posted By Roni Djamaloeddin on October 20, 2022
Rasanya, pertanyaan yang pas TS sebelah (screenshot) bukannya kapan kita bisa bertemu Tuhan, tapi bisakah kita ketemu Tuhan? Sebab kapan dan bisakah itu konotasinya sangat jauh beda. Kalau kapan itu tinggal nunggu waktu untuk bisa bertemu. Sedang bisakah itu belum tentu bisa bertemu.
Faktanya memang demikian, tidak semua manusia yang berpulang (mati) bisa ketemu Tuhan. Justru banyak yang tidak bisa bertemu Tuhan. Tidak bisa masuk akherat. Kemudian masuk alam penasaran (alam kegelapan, alam kesesatan). Sekelas dengan alamnya demit setan druwo tuyul pocong kuntilanak ….dan lain sejenisnya.
(https://ronijamal.com/mati-slamet/
https://ronijamal.com/slamet-atau-tidak/)
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on October 14, 2022
Bisa tidaknya dzikir saat dikalangi kemarahan, sangat tergantung beberapa faktor.
Pertama, faktor dzikirnya. Kebanyakan orang mempersepsi dzikir itu menyebut Asma (Asmaul Husna). Dan biasanya dilakukan dengan duduk bersila membaca sekian ribu kali. Padahal, bila telah menjalani fas-alu ahladzdzikkri (al Anbiya’ 7), yang praktiknya dengan yubayi’unaka (al Fath 10), bacaan itu belum disebut dzikir. Tapi masih dikatakan wirid. Sehingga ketika masih berstatus wirid, saat saudara kanan kiri depan belakang mengalangi dengan kemarahan, maka sangat² mungkin terganggu fokus wiridnya.
Sedangkan dzikir, dalam pengalaman fas-alu tersebut, adalah ingatnya hati pada Dzat (Wujud) Pemilik Asmaul Husna. Dzat yang memperkenalkan diri “Innani Ana Allah laa ilaaha illaa Ana fa’budnii” (sesungguhnya AKU adalah Allah, tiada sembahan selain AKU, maka sembahlah AKU).
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on October 8, 2022
Di jaman yang serba gogling sekarang, belajar tanpa guru memang dimungkinkan bisa. Semisal belajar program komputer, belajar mata pelajaran/kuliah, belajar merakit ini itu, dan lain sebagainya yang sifatnya rasional. Tentunya guru yang dimaksud adalah manusia secara fisik.
Namun belajar yang membutuhkan skill khusus, mesti perlu instruktur (guru). Tidak bisa belajar mandiri, sekalipun secara gogling dimungkinkan ada. Semisal belajar menerbangkan F16, belajar menjelajah ruang angkasa, belajar merakit bom atom, …dlsb.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on October 4, 2022
Bagaimana tidak dikatakan pitutur (nasehat) yang nggrantes (menyayat hati meratap sedih pilu), yang meninggal saja seolah-olah memberi nasihat langsung : ELINGO SIRO, SAIKI AKU SESUK KOWE (ingatlah kalian, sekarang saya yang mati, besok kamu).
Nggrantesnya, walau hanya tulisan, seolah mewakili yang terbujur kaku didalamnya memberi nasehat. Sedang biasanya, bila yang menuturi adalah sesamanya, kyai tokoh ulama ortu, hasilnya kurang menusuk relung jiwa. Seolah seperti angin lalu.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 27, 2022
Banyak orang mengatakan aku ikhlas kehilangan ini itu. Aku ikhlas hutangnya tidak dibayar. Aku ikhlas kepergian/kematiannya. Aku ikhlas dimadu, dst-dsb. Apakah ungkapan-ungkapan ikhlas itu benar-benar ikhlas?
Belum tentu. Sebab ikhlas itu tidak bisa diungkap dengan kata-kata. Ikhlas itu tidak bisa dimisalkan dengan buang hajat, yang bersih tidak nyanthol dalam hati. Ikhlas juga tidak bisa disejajarkan tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu apa-apa.
(https://ronijamal.com/rasionalisasi-ikhlas/)
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 23, 2022
Dalam teori fisika, bila dua gaya berlainan besar dan arahnya, maka ada gaya resultan yang akan mewakili keduanya. Itu pasti, tidak bisa dihindari dan dimanipulasi. Dan ternyata, teori itu pun sangat layak dalam mencerah merasionalkan poligami.
Sehingga, ketika An Nisa 3 mengamanatkan: “Bila kalian khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap anak-anak yatim perempuan, maka nikahilah dari perempuan-perempuan yang kalian sukai, dua, tiga atau empat. Lalu bila kalian khawatir tidak adil, maka nikahilah satu orang perempuan saja atau nikahilah budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat pada tidak berbuat aniaya”, sedang faktanya kebanyakan wanita tidak mau dipoligami. Maka idealnya, diambil keputusan resultannya.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 16, 2022
………….
Jumat yang berbahagia
Wanti-wanti atau larangan keras agar jangan sekali-kali mematikan potensi yang ada dalam jiwa sehingga selamat terselamatkan, tentunya harus dibarengi dengan langkah-langkah nyata sejak sekarang. Bukan sekadar berdoa memohon, tapi tanpa disertai usaha langkah praktis. Sehingga suasana keadaan muslimun, selamatnya lahir batin, selamatnya jiwa raga, terbangun rapi indah dan kokoh sejak dari sekarang. Karena itu menuntut pecah cerahnya nalar rasional dan subur makmurnya tafakkur mendalam.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Khutbah Jum'at |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 15, 2022
Istilah Masjidil Haram awalnya tersurat dalam Al Isra’ ayat 1. Ayat yang biasa dikenal dengan peristiwa Isro’ Mi’roj. Kemudian istilah itu melekat pada sebuah masjid yang mengelilingi Ka’bah.
Namun pada ayat tersebut tidak dijelaskan apakah bermakna fisik, meta fisik, atau bermakna lain. Atau mungkin sengaja disilent Tuhan agar manusia greget mencari dan bertanya pada ahlinya (Wakil Tuhan). Atau mungkin sebagai pancingan akal nalar, yang akan mengantar otak pecah cerah pada Tuhannya?
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 8, 2022
Manusia itu ada atau tidak, pemahaman pengalaman kami, tergantung sudut pandangnya. Bila sudut pandangnya dari manusia, maka manusia itu ada. Buktinya, ketika lapar dahaga tidak makan minum, maka tetap lapar dahaga. Bahkan bisa sakit, hingga berujung kematian.
Demikian pula ketika dipukul merasakan sakit, menandakan bila dirinya ada. Dipaido dihina dilecehkan merasa tersinggung dan marah, menandakan bila dirinya merasa ada. Serta masih buanyak fakta lain yang menyatakan bahwa manusia itu ada.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »
Posted By Roni Djamaloeddin on September 3, 2022
Di berbagai literasi, nafsu adalah keinginan (kecenderungan, dorongan) hati yang kuat untuk berbuat kurang baik.
Sedang setan adalah makhluk (dalam agama Samawi) yang menggoda manusia untuk berbuat jahat. Istilah “setan” awalnya digunakan sebagai julukan untuk berbagai entitas yang menantang kepercayaan iman manusia (dalam Alkitab Ibrani).
Sementara dalam pandangan kyai ulama tokoh rohaniwan, sangat mungkin berbeda pendapat. Bisa dijadikan kazanah pengetahuan pemahaman baru. Dan tentunya, perbedaan definisi tersebut bisa diserap saripatinya. Kemudian disimpulkan oleh nalar rasional bersama nurani secara harmonis.
Baca Selengkapnya »
Kategori: Artikel, Seri Solusi |
No Comments »